
“SISTEM DISPERSI”

OLEH :
Nursyam Manda
XI IPA
SMA Negeri 3 Sinjai Selatan
kata pengantar
Puji Syukur kepada Allah swt yang senantiasa membuka pintu rahmat kepada hamba-Nya dengan memberi kekuatan, kesehatan, dan kesempatan untuk melaksanakan kewajiban serta tanggung jawab sehingga laporan ini dapat diselesaikan walaupun dalam bentuk sederhana.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini
Akhirnya apa yang terdapat dalam laporan ini, penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan tidak luput dari kekurangan. oleh karena itu dengan rendah hati penyusun mengharapkan saran-saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun demi penyempurnaan laporan ini.
Sinjai, 12 Mei 2012
Penulis
Bab 1
Pendahuluan
Ø Latar belakang
Pada masa sekarang ini, disamping perkembangan tekhnologi yang sangat pesat, juga adanya selalu penemuan-penemuan dari para pakar atau ahli kimia dalam meneliti, diantaranya system koloid. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan sistem koloid yang bahkan kita tidak ketahui kalau itu adalah system koloid.
Banyak para pelajar yang kurang mengetahui apa itu system koloid, dan mungkin mereka tidak memperdulikan bagaimana system koloid itu ada. Mereka hanya selalu ingin mencari sesuatu yang asyik, seperti main game, dll.
Melihat kesuksesan para pakar ahli kimia dalam meneliti suatu objek, muncul keinginan untuk mengikuti jejak mereka. Itulah acuan kita untuk menuju kesuksesan.
Ø Rumusan masalah
1) Apakah pengertian system dispersi?
2) Bagaimana pengelompokan system dispersi?
Ø Tujuan
1) untuk mengetahui apakah system disperse
2) sabagai acuan bagi pelajar agar lebih mengetahui apa system disperse itu
Bab 2
Pembahasan
1. Sistem Dispersi
Bila kita mencampurkan suatu zat dengan zat cair, kita akan mendapatkan suatu campuran yang dinamakan larutan. Dalam larutan, terdiri dari zat terlarut yang dijumlahnya sedikit dan zat pelarut, yang jumlahnya lebih banyak. Umumnya, zat terlarut yang jumlahnya sedikit disebut fase terdispersi. Sedangkan zat pelarut yang jumlahnya lebih banyak dinamakan medium pendispersi. Jadi sistem dispersi adalah pencampuran antara fase terdispersi dengan medium pendispersi yang bercampur secara merata.
Berdasarkan ukuran fase terdispersinya, sistem dispersi dibedakan menjadi tiga, yaitu larutan sejati atau dispersi molekuler, koloid dan suspensi kasar.
a. Larutan sejati
Larutan sejati adalah campuran dari zat padat atau zat cair sebagai fase terdispersi dengan medium pendispersi air, dimana fase terdispersinya larut dengan sempurna sehingga dihasilkan suatu larutan yang homogen. Artinya tidak dapat dikenali lagi antara fase terdispersi dengan medium pendispersi. Di sini molekul-molekul fase terdispersi tersebar merata dalam komponen medium pendispersi, sehingga larutan disebut juga sebagai dispersi molekuler.
b. Koloid
Koloid adalah campuran homogen antara fase terdispersi dan medium pendispersi, tetapi fase terdispersinya bukan dalam bentuk molekuler, melainkan gabungan dari beberapa molekul. Secara kasat mata, bentuk fisik koloid sama seperti bentuk larutan tetapi bila diamati dengan mikroskop ultra, campuran ini sebenarnya tidak homogen.
c. Suspensi
Suspensi atau disebut juga suspensi kasar merupakan campuran heterogen antara fase terdispersi dalam medium pendispersi. Pada umumnya fase terdispersi berupa pedatan dan medium pendispersi adalah air. Dalam suspensi antara fase terdispersi dengan medium pendispersi dapat dibedakan dengan jelas. Fase terdispersi dalam bentuk padatan akan terlihat tersebar dalam air karena ukurannya besar. Oleh karena itu tidak mampu lagi menahannya maka fase terdispersi mengendap.
Perbedaan sifat antara larutan sejati, koloid, dan suspensi dapat dilihat dalam tabel berikut.
Larutan sejati
|
koloid
|
Suspensi kasar
|
Ø Homogen, tidak dapat dibedakanmeskipun dengan memakai mikroskop ultra
|
Ø tampak homogen, tetapi jika dilihat dengan mikroskop ultra tampak heterogen
|
Ø heterogen
|
Ø jernih
|
Ø tidak jernih
|
Ø Tidak jernih
|
Ø Satu fase
|
Ø satu fase
|
Ø dua fase
|
Ø Tidak dapat disaring
|
Ø dapat disaring dengan kertas saring ultra
|
Ø dapat disaring dengan kertas saring biasa
|
Ø stabil
|
Ø umumnya stabil
|
Ø tidak stabil
|
2. Sistem koloid
Berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya, sistem koloid dapat terbagi menjadi beberapa jenis. Baik fase terdispersi maupun medium pendispersi dalam suatu sistem koloid, dapat berwujud padat, cair, atau gas. Namun, perlu diketahui bahwa campuran gas dengan gas tidak membentuk sisstem koloid karena semua gas akan bercampur homogen meskipun dalam segala perbandingan. Hal ini karena partikel gas berukuran molekul atau atomik (diameter kurang dari 10-7 cm) dan jarak antarpartikel gas tersebut sangat renggang.
Berdasarkan fase terdispersi dan mrdium pendispersi, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi delapan tipe yaitu busa, busa padat, aeroso cair, aerosol padat, emulsi, emulsi padat, sol, dan sol padat. Kedelapan tipe koloid tersebut dapat dipelajari dalam tabel berikut.
No
|
Nama koloid
|
Medium pendispersi
|
Fase terdispersi
|
Contoh
|
1.
|
Buih atau busa
|
Cair
|
Gas
|
Buih sabun/sampo/detergen, krim kocok, ombak, dan limun
|
2.
|
Buih padat
|
Padat
|
Gas
|
Batu apung, karet busa, lava, dan biskuit
|
3.
|
Aerosol cair
|
Gas
|
Cair
|
Kabut, awan, pengeras rambut, dan obat semprot
|
4.
|
Aerosol padat
|
Gas
|
Padat
|
Asap, debu di udara, dan buangan knalpot
|
5.
|
Emulsi cair
|
Cair
|
Cair
|
Susu, santan, es krim, minyak ikan, mayones
|
6.
|
Emulsi padat
|
Padat
|
Cair
|
Keju, mentega, mutiara, opal, jeli selai, nasi, agar-agar, lateks, semir padat, dan lem padat
|
7.
|
Sol (gel)
|
Cair
|
Padat
|
Sol emas, sol belerang, cat, tinta, kanji, lotion, protoplasma, putih telur, air lumpur semir cair, dan lem cair
|
8.
|
Sol padat
|
Padat
|
Padat
|
Paduan logam, kaca berwarna, gelas warna, intan, tanah, permata, perunggu, dan kuningan
|
Beberapa hal yang perlu dicermati dari tabel di atas sebagai berikut.
a. Sol : sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Bila medium pendispersinya berupa zat padat disebut sol padat. 

b. Busa : sistem koloid yang fase terdispersinya berupa gas dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Bila medium pendispersinya berupa zat padat disebut busa padat. 

c. Aerosol : sistem koloid yang medium pendispersinya berwujud gas, sedang fase terdispersinya berupa zat cair atau padat. Bila medium pendispersinya berupa zat padat dikenal dengan aerosol padat. Aerosol padat, adalah koloid yang terdiri atas fase padat yang terdispersi dalam fase pendispersi gas. Contohnya adalah debu dan asap.

d. Emulsi : sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat cair dan medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Bila medium pendispersinya berupa zat padat dikenal dengan emulsi padat. Beberapa emulsi (fase terdispersi cair dan medium pendispersi cair) membentuk campuran yang kurang stabil. Misalnya minyak dengan air, setyelah dikocok akan diperoleh campuran yang segera memisah jika didiamkan. Emulsi yang semacam itu memerlukan suatu zat pengemulsi (emulgator) untuk membentuk campuran yang stabil. Contohnya: detergen digunakan sebagai emulgator bagi emulsi minyak di dalam air, kasein (suatu protein) menjadi emulgator dalam susu yang merupakan emulsi lemak dalam air, dan kuning telur menjadi emulgator dalam mayones yang merupakan emulsi minyak (seperti minyak jagung atau minya zaitun) dalam air.
Emulsi cair, adalah koloid yang terdiri atas fase cair yang terdispersi dalam fase pendispersi cair. Contohnya adalah mayones, saos, susu, santan, dan minyak ikan.
Gambar Emulsi Cair :
![]() |
Last Updated on Monday, 10 October 2011 02:11
|
Dari pengertian di atas, tampak bahwa proses di alam ini banyak berhubungan dengan sistem koloid.
Busa atau buih adalah sistem koloid yang terjadi jika gas terdispersi dalam medium cair. Apabila dalam medium pendispersi mengandung surfaktan, busa akan stabil. Busa sabun stabil karena sabun merupakan surfaktan. Molekul-molekul surfaktan cenderung terkonsentrasi pada permukaan antara gas dan cairan. Bagian polar dari molekul surfaktan larut dalam air yang merupakan pelarut polar, dan bagian yang nonpolar didesak molekul air keluar sehingga masuk ke dalam gas. Butiran gas yang ada dalam air diliputi oleh molekul surfaktan yang melindungi butiran gas itu dari gangguan fisik sehingga tidak mudah pecah.
Busa padat terjadi melalui proses yang sama dengan pembentukan busa atau buih. Akan tetapi, busa padat terjadi pada suhu tinggi dan dengan medium pendispersi yang mempunyai titik lebur di atas suhu kamar. Hal inilah yang menyebabkan medium pendispersi pada suhu kamar berwujud padat.
Aerosol cair adalah koloid yang terdiri dari fase terdispersi cair dan medium pendispersi gas, misalnya kabut. Kabut terjadi jika udara yang memiliki kelembapan tinggi mengalami pendinginan. Uap air yang terkandung di udara mengembun dan bergabung membentuk butiran-butiran halus dalam ukuran partikel koloid.
Aerosol padat merupakan dispersi partikel-partikel padat yang sangat halus dalam medium gas. Sebagai contoh asap rokok
Emulsi adalah dispersi dari suatu cairan ke dalam cairan lain yang tidak dapat bercampur homogen, misalnya minyak dalam air atau air dalam minyak. Susu merupakan salah satu contoh emulsi lemak/ minyak dalam air.
Emulsi padat merupakan dispersi dari suatu cairan ke dalam zat padat yang tidak dapat bercampur. Salah satu contohnya adalah mentega. Mentega adalah dispersi air di dalam minyak atau lemak. Emulsi padat biasanya emulsi cair pada suhu di atas suhu kamar kemudian didinginkan.
Sol sering disebut larutan koloid, yaitu dispersi zat padat yang tidak larut dalam medium pendispersi yang berupa cairan. Contoh larutan kanji.
Sol padat adalah sistem dispersi padat dalam medium padat. Sol padat dibuat dalam wujud cair pada suhu tinggi lalu didinginkan. Salah satu contohnya adalah kaca berwarna dibuat dengan memasukkan kristal halus senyawa logam dalam kaca cair pada suhu tinggi.
3. sistem koloid dalam industri
koloid di alam jenisnya sangat banyak, dari sekian jenis koloid tersebut ada beberapa jenis koloid yang dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Sistem koloid tersebut banyak digunakan dalam berbagai bidang industri, seperti industri kosmetik, makanan, dan farmasi.
a. Bahan-bahan kosmetik jenisnya sangat banyak sehingga tidak dibahas satu persatu. Pada prinsipnya, hampir 90% dari bahan kosmetik dibuat dalam Industri kosmetik
bentuk koloid. Hal ini dikarenakan sifat-sifat koloid, yaitu:
1) Mudah menyerap pewangi dan pewarna
2) Lembut
3) Mudah dibersihkan
4) Tidak merusak rambut dan kulit
5) Mengandung dua macam bahan yang tidak dapat saling larut
Tipe-tipe koloid yang digunakan dalam produk kosmetik sebagai berikut.
1) Bahan kosmetik yang berbentuk aerosol seperti hair-spray,parfum,deodorant spray.
2) Bahan kosmetik yang berbentuk emulsi, misalnya pembersih wajah lotion kulit
3) Bahan kosmetik berbentuk buih, misalnya sabun cukur.
4) Bahan kosmetik berbentuk sol, misalnya cat kuku dan masker cair.
5) Bahan kosmetik berbentuk gel misalnya minyak rambut.
6) Bahan kosmetik berbentuk sol padat, misalnya lipstik, maskara, dan pinsil alis.
b. Industri makanan
Susu merupakan salah satu contoh koloid yang diterapkan dalam industri makanan, khususnya koloid tipe emulsi. Susu merupakan emulsi yang berwarna putih kekuningan dengan pH antara 6,6-6,9. Susu sebagian besar tersusun atas air, protein, lipida, karbohidrat,vitamin, enzim, asam organik, dan sejumlah garam anorganik.
Susu murni mentah mengandung beberapa enzim, seperti peroksidase,dehidrogenase, dan fostafase. Apabila susu dipasteurisasi,enzim-enzim tersebut menjadi rusak. Di dalam susu, terkandung kasein, yaitu protein utama yang terdapat dalam susu sapi. Kasein merupakan campuran beberapa macam protein yang mengandung fosfor. Fosfor ini berfungsi sebagai zat pengemulsi.
c. Industri farmasi
Berbagai jenis obat dalam industri farmasi, kebanyakan diproduksi dalam bentuk koloid, seperti emulsi. Produk obat ini pada umumnya di tujukan untuka anak-anak agar mudah mengkomsumsinya. Obat jenis emulsi lebih mudah diserapa tubuh dibandingkan dengan obat bentuk padat(tablet) sehingga mempercepat proses penyembuhan.
Koloid itu berupa campuran berdasarkan fase yang terbentuk dikelompokkan menjadi homogen(larutan) dan campuran heterogen. Campuran yang kondisinya antara homogen dan heterogen inilah yang disebut sebagai koloid. Jadi, koloid dapat diartikan sebagai fase peralihan dari campuran homogeny menjadi campuran heterogen. Misalnya, susu dan air jika dicampurkan akan membentuk dua fase, meskipun terlihat seperti homogeny, tetapi butiran susu masih terlihat dalam campuran. Susun berperan sebagai zat terlarut atau fase pendispersi,sedangkan air berperan sebagai zat pelarut atau fase terdispersi. Zat yang terdispersi akan berupa fase ketika dicampur dengan zat yang fasenya berbeda sedangkan fase pendispersinya tidak berubah.
Ø larutan air gula.gula dalam air dapat larut sempurna sehingga tidak dapat disaring .
Ø campuran air pasir. Pasir dalam air tidak dapat larut sehingga mudah disaring.
Ø Koloid air susu. Serbuk susu dalam air tidak dapat larut sempurna dan dapat disaring dengan kertas saring khusus.
Contoh-contoh dari jenis koloid
Ø Contoh sol padat
- Paduan logam
- Kaca
- Baja
Ø Contoh sol
- Tinta
- Cat
- Debu
- Asap rokok
Ø Contoh gel
- Mentega
- Keju
- Mutiara
- Jeli
Ø Contoh emulsi
- Susu
- Es krim
- Santan
- Mayones
Ø Contoh aerosol cair
- Kabut
- Hair spray
- Awan
Ø Contoh busa padat
- Batu apung
- Styrofoam
Ø Contoh busa cair
- Busa sabun
- Krim kopi
- Buih sabun
Bab 3
Penutup
Ø Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan tentang system disperse, dapat disimpulkan bahwa system disperse dibagi menjadi 3 bagian yaitu, larutan kasar, koloid, suspense.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar